Dalam beberapa hari ke depan, tepatnya pada hari sabtu, tanggal 30 september 2017 M. kita akan memasuki hari ke 10 di bulan muharram atau yang lebih dikenal dengan istilah Yaumul ‘Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Muharram (‘Asyuro). ‘Asyuro berasal dari kata ‘Asyarah yang berarti sepuluh.
Hari ‘Asyuro adalah hari yang sangat bersejarah, banyak peristiwa penting dan monumental yang terjadi di hari ‘Asyuro, salah satunya adalah hari ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihis sholatu was salam beserta kaumnya dan meneggelamkan fir’aun beserta bala tentaranya.. Sangking bahagianya dan sebagai wujud rasa syukur karena telah diselamatkan Allah dari kejaran fir’aun beserta bala tentaranya, mereka mengenangnya dengan melakukan ibadah puasa pada hari tersebut.
Pada hari ‘Asyuro ini pulalah, Nabi Muhammad SAW. yang merupakan nabi terakhir melestarikan tradisi ini dengan mengajarkan kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyuro. Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh bukhori dan muslim, Abu Musa al-Asy’ari mengatakan: “Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu.”
Dalam hadis yang lain Ibnu Abbas (seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an) meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pum bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab: “Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”. Maka beliau nerpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari dua hadis tersebut menunjukkan bahwa hari Asyura merupakan hari bersejarah yang diagungkan dari masa ke masa. Maka sudah sepatutnya kita yang mengaku pengikut nabi Muhammad SAW, harus menyambutnya sesuai dengan tuntunan Rosululloh SAW. Terkait dengan amalam pada tanggal 10 muharram, minimal 3 hal yang harus kita lakukan:
Pertama, mengerjakan puasa sunnah pada hari Asyura atau tanggal 10 Muharram. Keutamaan puasa pada hari ini diantaranya disebutkan dalam hadits Nabi:”Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Asyura, beliau menjawab: “Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim). Terkait dengan dosa yang dimaksud dalam hadis tersebut, maka Imam Nawawi menjeaskan dalam kitab Al Minhaj syarah Sohih Muslim Ibnu Hajar, bahwa dosa yang dimaksud adalah dosa kecil. Adapun hutang piutang, harta orang yang termakan tidak bisa ditebus dengan puasa sunah bulan muharram.
Kedua, mengerjakan puasa Tasu’a atau puasa sunnah hari kesembilan di bulan Muharram. Mengenai puasa ini Ibnu Abbas meriwayatkan: “Pada waktu Rasulullah dan para sahabatnya mengerjakan puasa Asyura, para sahabat menginformasikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wassalam bahwa hari Asyura diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka Nabi bersabda : “Tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa juga pada hari kesembilan”. kata Ibnu Abbas, akan tetapi sebelum mencapai tahun depan Rasulullah s.a.w. wafat”. (H.R. Muslim dan Abu Daud). Dengan demikian, kita melakukan puasa Asyura dengan menambah satu hari sebelumnya yaitu hari Tasu’a, atau tanggal 9 di bulan Muharram. Kita disunnahkan berpuasa selama 2 hari, yaitu tanggal 9 dan 10 Muharram.
Ketiga, memperbanyak sedekah. Dalam menyambut bulan Muharram diperintahkan agar memperbanyak pengeluran dari belanja kita sehari-hari untuk bersedekah, membantu anak-anak yatim, membantu keluarga, kaum kerabat, orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Semua itu hendaknya dilakukan dengan tidak memberatkan diri sendiri dan disertai keikhlasan semata-mata mengharap keridhaan Allah.Mengenai hal ini Rasulullah bersabda: “Siapa yang meluaskan pemberian untuk keluarganya atau ahlinya, Allah akan meluaskan rizki bagi orang itu dalam seluruh tahunnya.” (HR Baihaqi)
Pada akhirnya, semoga dengan melakukan ibadah puasa Asyuro dan amalan-amalan sunah lainya, menjadikan kita sebagai sosok atau cermin kepribadian sebagai orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
BIODATA PENULIS
Nama | : Maskur, S.Ag |
Tempat Tanggal Lahir | : Batang, 16 Oktober 1975 |
Jabatan |
: Penyuluh Agama Islam Fungsional |
Tempat Tugas | : KUA Kecamatan Tersono |
Motto Hidup | : Hidup sekali jadilah orang yang berarti |
Hoby | : Membaca dan Olahraga |
Alamat |
: Jl. Raya Bawang – Limpung KM. 01, desa candigugur, RT,29/04 Kec.Bawang |