Batang _ Sebagai bentuk kepedulian Kemenag Kabupaten Batang memberikan santunan kepada korban rumah roboh di desa Kebondalem kecamatan Gringsing Kabupaten Batang pada Selasa (16/03) yang lalu. Hadir dalam acara itu ketua Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kabupaten Batang mewakili Kepala Kantor, didampingi oleh Kepala KUA Gringsing, PPKom kemenag Batang dan aparat desa setempat.
Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kemenag kabupaten Batang Hj. Mahmudah dalam keterangannya mengatakan bahwa dalam program kepedulian pada masyarakat, pihaknya membantu mereka, khususnya yang berada di kalangan ekonomi menengah ke bawah.
“ Kita telah memberikan bantuan di banyak tempat pada masyarakat yang sedang mengalami musibah, dan hari ini kita salurkan bantuan kepada korban bencana rumah roboh pada ibu Jamilatun, ”, Kata Hj. Mahmudah.
Dia berharap meskipun santunan yang diberikan itu tidak seberapa jumlahnya namun bisa bermanfaat bagi korban.
“ Santunan ini memang tidak seberapa tetapi saya berharap semoga bermanfaat bagi yang bersangkutan serta ini merupakan langkah Kantor Kemenag dalam melaksanakan program kemenag Peduli agar keberadaan Kantor kemenag bisa dirasakan dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat”, tegasnya.
Sementara itu Kepala KUA Gringsing H. Jaenudin mengatakan bahwa setelah pihaknya menerima informasi tentang kejadian itu dia segera berkoordinasi dengan pengurus UPZ Kemenag Batang agar korban diberikan santunan sesuai dengan program Kemenag peduli yang selama ini sudah berjalan .
“ Mendengar peristiwa itu saya langsung koordinasi dengan UPZ Kemenag agar kita bisa langsung menyalurkan bantuan pada korban itu “, jelas H. Jaenudin .
Aparat Desa Kebondalem Nur Salim menjelaskan bahwa rumah roboh itu dikarenakan hujan yang terus menerus selama sehari semalam dan kondisi bangunan rumah yang memang sudah rapuh.
“Akibat hujan deras dan ada angin kencang berakibat rumah ibu Jamilatun yang memang sudah rapuh akhirnya roboh pada malam itu, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu hanya bangunan rumah saja “, kata Nur Salim.
Dia juga mengatakan bahwa ibu Jamilatun hidup sebatang kara karena anaknya merantau di Sulawesi lama tidak pulang.
“ Selain Kemenag, ada juga beberapa pihak yang ikut memberi bantuan seperti PMI, Kesra dan karang taruna desa ” , lanjutnya.(Dy/Zy).