BATANG_ Hal itu disampaikan Kepala Kantor Kementarian Agama Kab. Batang, dalam acara Pembinaan Penyuluh Agama Islam PNS dan Non PNS yang diprakarsai Seksi Bimas Islam menyelenggarakan pembinaan Penyuluh PNS dan Penyuluh non PNS pada Senin 26/02 di aula Koperda Kementerian Agama Kabupaten Batang.
Lebih jauh, Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Batang Kudaifah menyatakan bahwa penyuluh harus menjadi diri yang totalitas sebagai motivator, dan Uswah Khasanah di tengah masyarakat, menjadi perekat serta menjadi penenang bila terjadi silang pendapat.
Dia mencontohkan ketika Sahabat Nabi Muhammad SWT, melakukan pengembaraan ditengah padang pasir, dan saat itu telah masuk waktu holat, sebagian Sahabat langsung mengambil tayamun trus malaksanakan solat, sebagian lagi tidak melaksanakan sholat dan berjalan lagi, hingga menemukan air untuk berwudhu baru melaksanakan sholat, kedua sahabat yang berbeda pandangan itu bersikeras bahwa dirinyalah yang paling benar, hingga menghadap Rasulullah, Rasulullah menjawab, kamu semua benar, tidak ada yang salah. Cerita itu, harus dijadikan rujukan oleh para penyuluh dimana Rasulullah SAW sangat bijaksana dalam memutuskan sebuah masalah sengketa.
Menurut Kudaifah, ” Dalam melaksanakan kegiatan penyuluh hendaknya mecari motode yang tepat agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, lebih khusus penyuluh merupakan corong dan garda terdepan dari Kementerian Agama, sehingga dapat menterjemahkan dan mengejawantahkan visi Kementerian Agama yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama,rukun,cerdasdan sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat,mandiri, dan berkepribadia berlandaskan gotong royong, imbuhnya.
Selain itu Kepala Kantor berpesan agar penyuluh Agama Islam baik PNS maupun Non PNS harus benar-benar menghayati,meresapi dan melaksanakan 5 budaya kerja yang diamanatkan Mentri Agama yaitu integritas,profesionalitas, inovasi tanggung jawab dan keteladanan. Bila itu dipahami secara seksama dan benar maka pesan-pesan moral pemerintah kepada masyarakat melalui penyuluh akan dapat direspon baik.
Kasi Bimas Islam Darwanto selaku panitia menegaskan bahwa kegiatan pembinaan ini diselenggarakan dengan sangat sederhana, dari 120 penyuluh yang ada baru dapat dijangkau pada tahun ini 50 peserta, semoga tahun ke depan dapat lebih banyak lagi, hingga semua penyuluh dapat mengikuti kegiatan sejenis. “Pembinaan ini penting bagi penyuluh karena akan menambah wawasan dan kompetensi diri sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat berkembang ke arah yang positif.” imbuhnya .
Sebagai pembicara berikutnya, adalah Ketua Komisi Penanggulangan Aids Kbupaten Batang. Dalam materinya Mudhofir menjelaskan tentang bahayanya HIV / Aids, Dia mengatakan, bahwa ditahun 2013 kabupaten Batang merupakan rangking satu terbanyak ditemukan penderita HIV/Aids se Jawa Tengah, hal ini dikarenakan di Kabupaten Batang kususnya jalur pantura, dimana kabupaten Batang merupakan titik lelah bagi para pengendara terutama truk-truk dari Jakarta menuju Surabaya sehingga banyak para sopir beristirahat sejenak melepas kepenatannya, akibatnya banyak warung-warung, yang cenderung remang-remang, yang banyak menjajakan kehangatan sesaat disitu. Padahal kata Mudhofir HIV/Aid penularan yang paling banyak dari sex bebas, maka di Batang banyak ditemukan penderita HIV/Aids disimpul-simpul pemberhentian truk-truk itu.
Menurut Mudhofir, Pemerintah Kab. Batang kususnya Dinas Kesehatan bersama KPA Batang, berusaha dengan sangat keras untuk menanggulangi penyebaran HIV/Aids itu, sehingga sampai tahun ini angka penderita HIV/Aids itu dapat dideteksi secara dini, dan mencegah penularannya. Untuk itu KPA meminta bantuan dan kerja samanya, agar penyuluh Agama Islam yang ada untuk ikut melakukan penyuluhan terhadap masyarakat dengan bahasa Agama, agar penularan HIV / Aids itu dapat diminimalisir. Dia menegaskan bahwa sampai sekarang, bahasa-bahasa Agama akan sangat efektif untuk membendung pola dan perilaku masyarakat yang menyimpang, karena sebenarnya perilaku menyimpang itu yang akan mengakibatkan terkena HIV/Aids .(Zy)